search blog

Minggu, 12 Juni 2011

Penerapan Konsep dan Aplikasi Manajemen Periklanan dalam perusahaan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang sederhana ini dengan tema “Manajemen Periklanan ”.
Dengan segenap kemampuan yang dimiliki penulis telah berupaya menyusun makalah yang sederhana ini sebagaimana adanya sekarang.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih dijumpai adanya kekurangan – kekurangan. baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran, ide ataupun kritikan yang sifatnya konstruktif demi penyempurnaan di masa datang.
Akhirnya penulis berharap semoga isi makalah ini dapat membawa manfaat bagi yang membacanya .


Wasallam.
06 Mei 2011


Penulis


Daftar isi
Halaman judul
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………………………………..…ii
Bab I Pendahuluan……………………..........................................................................................4
1.1. Latar Belakang……………….....................................................................................4
1.2. Tujuan……………………..........................................................................................5
1.3. Ruang Lingkup……………………………………………………………….……...5
Bab II Landasan Teori....................................................................................................................6
3.1 Teori A-T-R (Awarenees – Trial dan Reinforcement)..................................................6
3.2 Teori S-O-R………………………………………………..........................................8
3.3. Teori Selective Influence……………………………………………………….…...9
Bab III Pembahasan………………….........................................................................................11
Bab IV Penutup………………………………………………………………………………....15
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………15
4.2. Saran………………………………………………………………………………..15
Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi yang begitu pesat perkembangannya, menuntun semua lembaga untuk mempunyai manajemen yang baik dalam struktur lembaganya. Adanya manajemen memudahkan sebuah lembaga untuk mengatur, mengontrol atau menjalankannya secara terstruktur dan terencana. Termasuk dalam manajemen periklanan dalam perusahaan, lembaga ini juga memerlukan yang namanya manajemen. Manajemen adalah menelaah aktivitas sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan. Dengan demikian maka kita melihat manajemen periklanan sebagai keseluruhan proses dan bukan semata-mata aspek-aspek teknis.
Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen dengan alat bantu Oleh karena pentingnya manajemen dalam sebuah lembaga itu sangatlah penting.
Dalam manajemen periklanan dijelaskan juga bahwa sebelum sebuah lembaga periklanan ini memasarkan produknya ke pasar tentunya lembaga pemasaran mempunyai perencanaan tersendiri, agar mencapai tujuan yang diinginkan. Periklanan merupakan cara untuk dapat mencapai konsumen untuk membentuk penilaian tentang produk sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Periklanan merupakan komunikasi nonpersonal akan informasi yang bersifat persuasif mengenai produk atau ide yang ditentukan oleh sponsor melalui berbagai media (Arens, 1996:6). Periklanan merupakan cara yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan industri untuk mempublikasikan produk mereka. Perusahaan-perusahaan industri menggunakan iklan untuk menyajikan berbagai informasi dan bukti, yang diharapkan mampu membuat konsumen percaya akan kualitas serta tertarik untuk membeli produk tersebut. Fenomena yang terjadi dalam dunia periklanan saat ini adalah bentuk iklan testimonial melalui media televisi cenderung banyak digunakan untuk mengkomunikasikan keunggulan, kualitas produk serta untuk mempengaruhi konsumen.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Dengan kata lain bahwa manajemen periklanan berorientasi pada kerjasama yang dilakukan untuk mempublikasikan sebuah produk kepada khalayak umum dengan tepat sasaran. Tentunya juga dengan konsep yang matang dan adanya aplikasi dengan menggunakan sebuah teori sebagai acuan yang dapat mendukung manajemen periklanan dalam perusahaan.
1.2 TUJUAN
Tujuan dalam manajemen periklanan tentunya berkaitan dengan manajemen yang membantu periklanan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan:
1. Untuk mengetahui teori yang relevan dengan manajemen periklanan dalam perusahaan
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan (konsep dan aplikasi) dalam manajemen periklanan dalam sebuah perusahaan
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini yaitu :
1. Berkaitan dengan public external. Yang dimana manajemen periklanan ini bagaimana caranya memanfaatkan suatu peluang untuk bisa diterima oleh masyarakat,direspon positif oleh masyarakat sehingga produknya bisa diterima dipasaran dalam hal ini suatu hubungan yang baik antara pihak perusahaan dan masyarakat/khalayak
2. Berkaitan dengan public internal yang dimana manajemen periklanan yang digunakan adalah menyangkut tentang bagaimana pihak internal menggunakan teori sebagai acuan dalam melakukan kegiatan periklanan.

BAB II
PEMBAHASAN
TEORI YANG RELEVAN DENGAN MANAJEMEN PERIKLANAN DALAM PERUSAHAAN
A. Teori A-T-R (Awareness – Trial & Reinforcement)
adalah suatu teori yang menyimpulkan bahwa iklan harus dirancang sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran (awareness) bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan orang lain. Setelah menggugah kesadarannya setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayak terutama segi kognitifnya sehingga khalayak langsung mencoba (Trial) produk tersebut. Pengiklan harus melakukan peneguran (Reinforcement) sikap tertentu, tentu saja sikap positif terhadap produk yaitu perilaku membeli.Sehubungan dengan perubahan sikap tersebut diatas, Morgan mengemukakan, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perubahan sikap, yaitu: (Sumartono, 2002:81-84)
1. Sumber Pesan (Source of the Massage)
a. Kredibilitas
Pesan yang disampaikan oleh orang yang mempunyai kredibilitastinggi di masyarakat biasanya mampu mengubah minat dan perhatian para penerima pesan serta dapat pula mempengaruhi sikap seseorang terhadap pesan tersebut. Oleh karenanya perlu diperhatikan, dalam upaya mengubah sikap seseorang akan sangat baik bila diperhatikan pula kredibilitas dari pembawa pesan.
b. Keaktratifan (Atractivenes)
Untuk iklan-iklan komersial dari pembawa pesan ternyata menjadi hal yang penting untuk menarik minat masyarakat sehingga tidak jarang seorang public figure dicari-cari oleh biro iklan untuk membawakan iklan komersialnya. Oleh karenanya peran kesktratifan ataupun daya tarik pembawa pesan menjadi unsur yang memainkan peranan penting dalam perubahan sikap individu.
2. Isi Pesan (Content of the Massage)
a. Sugesti
Banyak pesan yang disampaikan dalam iklan komersial berisikan sugesti, dan salah satu bentuk yang sering digunakan adalah sugesti pretise. Melalui sugesti prestise, biro iklan mencoba membentuk sikap pemirsa agar mereka menganggap produk “Y” adalah produk yang digunakan oleh selebritis, sehingga sasarannya nanti bila memakai produk tersebut akan menimbulkan prestise tersendiri.
b. Pesan yang “menakut-nakuti” (Appeals to Fear) Bentuk pesan yang lain dalam upaya membentuk ataupun mengubah sikap penerima pesan adalah dengan bentuk pesan yang menakut-nakuti, misalnya: “untuk tampil PD dengan tubuh langsing maka gunakanlah produk X”. melalui bentuk pesan tersebut diharapkan sasaran akan berubah sikapnya terhadap produk yang diiklankan.
3. Penerima Pesan (receiver of the Massage)
a. Kemudahan untuk Dipengaruhi (Influenceability)
Ada sekelompok orang yang sangat mudah terpengaruh, berdasarkan fenomena tersebut produk-produk sering kali ditawarkan untuk mereka, misalnya saja untuk remaja. Hal ini dapat dilihat dari beragam jenis iklan dari berbagai produk sehingga kadang kala mereka tidak mempertimbangkan perlu atau tidaknya menggunakan produk tersebut, yang penting buat mereka adalah peningkatan prestise dimata teman- temannya.
b.Interprestasi dan Seleksi Atensi (Selective Attention Nd Interpretation) Kemampuan suatu pesan untuk mempengaruhi sasaran sangat bergantung pada interprestasi dan seleksi terhadap atensi (dalam hal ini atensi berbentuk pesan) yang masuk, sehingga informasi yang diberikan seharusnya sesuai dengan taraf kemampuan menginterprestasi informasi dari kelompok sasaran. Ibu-ibu mungkin lebih cenderung tertarik bila melihat iklan sabun pencuci peralatan rumah tangga yang diperagakan oleh artis atau pubic figure terkenal dari pada iklan sabun pencuci peralatan rumah tangga yang diperagaka oleh orang yang belum dikenal sebelumnya
c. Kejenuhan (Immunization)
Kelompok sasaran yang diberikan pesan dalam bentuk yang sama terus menerus cenderung menjadi jenuh, akibatnya pesan tersebut diacuhkan saja. Ditinjau dari perspektif komunikasi, iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam penjualan produk. Oleh karenanya dalam aktifitas perpindahan informasi tentang suatu produk yang diiklankan kepada khalayak tentunya harus mengandung daya tarik sehingga mampu menggugah perasaan khalayak. Ini berarti melalui informasi yang diperoleh dari iklan diharapkan masyarakat mempunyai rasa tertarik, membutuhkan, dan rasa ingin membeli barang dan jasa yang diiklankan. Atau dapat disebutkan bahwa informasi tersebut kemudian menjadi seperangkat pengetahuan yang membimbing dan mengarahkan masyarakat pada keputusan untuk membeli.
Dengan demikian, secara kondisional selain berfungsi memberikan pemahaman tentang keberadaan sebuah produk, iklan sekaligus menjadi mediasi dalam membujuk konsumen untuk secara suka rela mencoba atau membeli produk yang ditawarkan. Artinya melalui iklan diupayakan agar pemuasan kebutuhan konsumen dapat dicapai.

B.Teori S-O-R
Bahwa tingkah social dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan di dukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Teori S-O-R menitik beratkan pada penyebab sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas rangsang yang berkomunikasi dengan organisme. Menurut Hovland, proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar, dimana ada tiga variable penting yang menunjang proses belajar tersebut ialah:
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Dari pemahaman gambar ini dapat dijelaskan iklan merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. proses selanjutnya komunikan mengerti. Kemampuan dari komunikan ini yang menentukan proses selanjutnya , setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Dalam hal ini perubahan sikap terjadi ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli atau memakai produk yang diiklankan. John B. Watson berpendapat bila perusahaan ingin memperoleh tanggapan dari konsumen tentang produknya maka perusahaan harus mengadakan periklanan secara terus menerus. Hal ini akan memberikan keuntungan antara lain :
1. Mencegah kemungkinan orang menjadi lupa yaitu kecenderungan melemahnya tanggapan yang ditimbulkan kombinasi petunjuk karena tidak dipergunakan.
2. Memperkuat tanggapan karena setelah membeli konsumen menjadi lebih peka terhadap iklan-iklan produk yang bersangkutan.
Dalam kaitan dengan teori S-O-R sering terjadi pergeseran karena seringnya terpaan pesan yang diterima khalayak sehingga khayalak mengalami kehilangan daya selektivitas (sistem seleksi yang semestinya melalui penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi) . hal ini khususnya terjadi pada segmen kelompok khalayak remaja. Sehingga implementasinya teori S-O-R sering menjadi teori S-R, artinya respon yang ditimbulkan sebagai konsekwensi adanya stimulus iklan yang diterima remaja tanpa melalui filter organisme yang ketat.
C. Teori Selective Influence
Bagaimana khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media massa dapat diterangkan melalui teori-teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip;
1. Selective attention ( memilih memperhatikan pesan tertentu)
Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitip yang mereka miliki. Cara pandang, berpikir,berpengetahuan, kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yang baru ternasuk pesan-pesan iklan tidaklah sama.
Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam pelbagai kelompok social maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan tertentu pun akan dipengaruhi oleh kelompoknya itu.
Ketiga, bahwa orang lebih berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra hubungannya dengan pihak lain. Pesan iklan membuat orang harus memperhatikannya karena pesan itu mengakibatkan orang itu aktif berhubungan dengan anggota keluarganya, tetangganya, kenalannya.
2. Selective Perception
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pesan iklan adalah pilihan terhadap sesuatu pesan yang didasarkan pada “persepsi” tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan kepercayaan, pengetahuan,sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara selektif pula mempersepsi pesan iklan yang menerpanya. Jadi terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan kognisi itu.
3. Selective Recall
Dalam selective recall ini bahwa seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun parallel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan iklan yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau iklan menawarkan pada kita untuk menabung atau tidak pada suatu bank tertentu lantaran godaan mobil BMW dan hadiah 500 juta.

BAB III
PEMBAHASAN
TENTANG PENERAPAN ( KONSEP DAN APLIKASI) MANAJEMEN PERIKLANAN DALAM PERUSAHAAN
A. Konsep dan aplikasinya
Semua meliputi pada tahap-tahap manajemen periklanan:
1. Fungsi
Secara umum fungsi komunikasi dari periklanan yaitu :
a. Informing (menginformasikan).
Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek baru, mendidik konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
b. Persuading (membujuk). Iklan yang efektif akan mampu mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
c. Reminding (mengingatkan). Iklan menjaga agar merek tetap segar dalam ingatan konsumen. Periklanan juga meningkatkan minat terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
d. Adding Value (menambah nilai). Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, bergengsi, bergaya, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.



B. Dalam kegiatan keseluruhan proses periklanan ada empat
Selanjutnya dalam pembahasan manajemen periklanan akan dilihat dari kepentingan pengiklan dalam mengelola kegiatan iklan yang efektif bagi perusahaannya.
Proses Manajemen Periklanan
Dalam kegiatan keseluruhan proses periklanan ada empat yang masuk dalam penerepan manajemen periklanan kelompok utama yang terlibat yaitu;
Perusahaan/organisasi yang beriklan.
Biro-Biro iklan
Perusahaan Produksi Iklan
Media Periklanan\
a. Strategi Periklanan:
Menetapkan tujuan (advertising objectives) adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan.
Memformulasikan anggaran
Menciptakan pesan-pesan iklan
Menyeleksi media dan alat komunikasi iklan.

b. Implementasi Strategi:
Berkaitan dengan taktik, aktivitas sehari-hari yang harus dilaksanakan untuk menjalankan kampanye iklan.


c. Pengukuran Efektivitas Periklanan.
Pengukuran efektivitas periklanan merupakan aspek penting dari manajemen periklanan, hanya dengan mengevaluasi hasil yang telah diperoleh sudah memungkinkan untuk menentukan apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sedang atau sudah dicapai. Ini memerlukan ukuran-ukuran dasar yang harus ditetapkan sebelum kampanye iklan dimulai, misalnya menentukan berapa besar prosentase khalyak sasaran yang ditargetkan untuk menyadari nama merek, kemudian menentukan apakah tujuan telah dicapai.
Menyusun Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai periklanan. Penyusunan tujuan periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan-tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan. Terdapat tiga alasan utama mengapa sedemikian esensialnya untuk menyusun tujuan periklanan lebih dulu sebelum membuat keputusan yang berhubungan dengan seleksi pesan dan penetapan media, yang merupakan jiwa dari program periklanan, yaitu:
1. Tujuan-tujuan periklanan merupakan ekspresi dari konsensus manajemen. Proses penyusunan tujuan benar-benar memaksa personil puncak di bidang pemasaran dan periklanan untuk menyepakati bahwa periklanan suatu merek akan dilakukan sesuai periode yang direncanakan sebagaimana tugas-tugas yang harus dicapainya untuk suatu merek yang spesifik.
2. Penyusunan tujuan memandu aspek-aspek penganggaran, pesan, dan media dari strategi periklanan suatu merek. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan itu menentukan berapa banyak uang yang harus dihabiskan serta memberikan panduan bagi jenis-jenis strategi pesan dan pilihan media yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi pemasaran merek.
3. Tujuan-tujuan periklanan menyediakan standar-standar sehingga hasil periklanan dapat diukur. Tujuan-tujuan yang baik menentapkan standar perbandingan yang bersifat kuantitatif dan pasti terhadap apa yang diharapkan yang hendak dicapai oleh suatu iklan. Hasil-hasil berikutnya kemudian bisa dibandingkan dengan standar-standar tersebut untuk menentukan apakah periklanan sudah mencapai tujuan.




Siapa, Apa, Di mana, Kapan, dan Seberapa Sering?

Siapa?
Pertimbangan paling mendasar yang mendasari formulasi strategi periklanan adalah pemilihan pasar sasaran. Tujuan berhubungan dengan pertanyaan SIAPA, yang menjelaskan pasar sasaran menurut kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang dijadikan pemikat untuk suatu merek dan fitur-fitur produk, yakni pemikat dalam bentuk demografis, psikografis, geodemografis, atau karakteristik-karakteristik lainnya yang mempengaruhi perilaku pembelian.
Apa?
Pertanyaan apa meliputi dua macam pertimbangan:
1. Apa penekanannya?
2. Apa tujuan-tujuannya

Masalah penekanan berhubungan dengan berbagai fitur dan manfaat yang akan ditekankan serta emosi-emosi yang hendak ditimbulkan ketika mengiklankan sebuah merek. Sebagai contoh, sereal Special K dari Kellog’s menampilkan penggunaan daya pikat langsing dan penampilan menarik dalam iklannya, sementara Quaker Oats menggunakan daya pikat kebutuhan akan makanan berfaedah untuk memelihara kehidupan yang panjang umur, sehat dan aktif.

Masalah tujuan berhubungan dengan tujuan dari komunikasi atau penjualan spesifik yang dicapai pada tahap sekarang dalam siklus kehidupan merek. Iklan didisain untuk mencapai beberapa tujuan:
1. Membuat pasar sasaran menyadari akan adanya merek baru
2. memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan manfaat merek yang diiklankan dibandingkan merek-merek pesaing
3. Meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat untuk membeli
4. Menarik sasaran agar mencoba produk
5. Mendorong perilaku pembelian ulang


Di mana. Kapan, Seberapa Sering?
Secara demografi, pasar-pasar manakah yang perlu ditekankan, bulan-bulan atau musim-musimapakah yang menguntungkanuntuk iklan, serta seberapa seringkah seharusnya suatu merek diiklankan, merupakan masalah-masalah tambahan yang perlu diperhatikanketika merancang tujuan periklanan.

Walaupun para praktisi periklanan harus mempertimbangkan seluruh kategori terdahulu saat menyusun tujuan, perhatian selanjutnya difokuskan pada pendefinisian tujuan tersebut. Hal ini dilakukan karena pertimbangan-pertimbangan yang lainnya hanya dijalankan pada situasi spesifik, tetapi, tujuan dilaksanakan dalam segala situasi dan merek.

Penyusunan tujuan iklan perlu memperhatikan iklan menurut pandangan konsumen. Yakni para pengiklan menentukan tujuan-tujuan yang dirancang untuk menggerakkan konsumen agar membeli merek pengiklan. Kerangka kerja yang disebut Hierarki efek dapat digunakan untuk memahami hal ini.

d. Bidang-Bidang Pekerjaan Dalam Perusahaan Periklanan
Ini masuk dalam aplikasi dalam manajemen periklanan, Perusahaan periklanan (seringkali disebut sebagai “Biro Iklan”) adalah sebuah perusahaan yang membantu pengiklan (produsen) dalam menangani perumusan rencana periklanan (dan program promosi), membuat rancangan iklan, menyiapkan materi iklan hingga mengurus pemasangan iklan di media massa dan media periklanan lainnya.
Perusahaan periklanan membuat perencanaan, desain, materi dan pemasangan iklan berdasarkan perintah, informasi dan persetujuan dari pihak pengiklan (produsen).
Didalam perusahaan periklanan, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang merupakan fungsi dasar dari profesi periklanan, yaitu:
1. Account Service / Account Management.
Adalah bidang pekerjaan yang menangani urusan pemasaran jasa periklanan (dari perusahaan periklanan tersebut). Tugas utama bidang ini adalah mencari klien baru (perusahaan / pengiklan yang mau menggunakanjasa periklanan) dengan mengajukan penawaran atau ikut dalam tender/pitching pekerjaan periklanan.

2. Bidang Kreatif
Adalah bidang pekerjaan yang menangani pembuatan rancangan / desain kreatif, dalam bentuk visual (gambar/foto) serta naskah (teks) iklan.
Bidang ini juga bertanggung jawab dalam memberikan panduan / pengarahan pada saat gagasan kreatif yang dipciptakannya akan diwujudkan / direalisasikan menjadi materi iklan. Bidang ini disebut juga sebagai “Bina Cipta” dan pekerjaannya dikenal sebagai copy writer (penulis naskah iklan) dan Visualizer (pembuat gambar / visual iklan).

3. Bidang Media
Bidang pekerjaan ini bertanggung jawab dalam penentuan media periklanan yang akan dipilih / digunakan untuk menyampaikan pesan iklan, menjadwalkan pemunculan / pemuatan iklan pada media yang dipilih, serta menghitung biaya yang diperlukan untuk menggunakan media tersebut. Bidang ini juga bertanggung jawab untuk mengurus pemasangan iklan pada media periklanan yang telah dipilih / ditentukan.
Orang yang menangani pekerjaan di bidang media disebut sebagai Media Planner (perencana media0 dan Media Buyer (Pembeli Media)

4. Bidang Produksi / Eksekusi Iklan
Adalah bidang pekerjaan yang bertugas untuk merealisasikan gagasan kreatif ke dalam bentuk materi iklan. Bidang ini menangani pembuatan gambar, foto, merekam/membuat iklan radio, melakukan shooting/pembuatan film iklan untuk TV atau bioskop serta membuat iklan Billboard. Bidang produksi mengerjakan materi iklan berdasarkan gagasan/rancangan yang dibuat oleh Bidang Kreatif.
Pada umumnya, di perusahaan periklanan yang berskala besar atau menengah, selalu terdapat ke empat fungsi tersebut di atas.

Namun demikian, masih ada beberapa fungsi lain yang mungkin ada dalam perusahaan periklanan, yaitu:

1. Riset Pemasaran
Bidang ini bertanggung jawab untuk mencari informasi mengenai kondisi pasar, persaingan, selera konsumen, tanggapan terhadap iklan yang telah ditayangkan, dsb, melalui penelitian terhadap masyarakat / konsumen.
Hasil temuan penelitian akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan program promosi/periklanan.

2. Konsultan Pemasaran
Bidang ini memberikan jasa konsultasi / nasehat dalam bidang pemasaran, yaitu tentang bagaimana merancang produk, menentukan harga, mendesain kemasan, memilih wilayah distribusi, cara menghadapi persaingan, dsb.

BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Manajemen periklanan dalam perusahaan tentunya adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh peruusahaan untuk mempublikasikan suatu produk kepada khalayklanya dengan menggunakan periklanan sebagai perantara. dengan menggunakan periklanan sebagi media penghubung ke publiknya.
Dengan Tujuann mempengaruhi calon konsumen untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen dengan alat bantu Oleh karena pentingnya manajemen dalam sebuah lembaga itu sangatlah penting.
Sebelum melangkah lebih jau teori menjadi acuan untuk menjalankan manajemen periklanan ini. Lalu tentunya ada konsep yang digunkan dalam periklanan ini tentunya agar dapat terlaksana dengan baik. Aplikasinya menjadi hal yang penting dalam manejemen periklanan ini, dalam suatu perusahaan karena aplikasinya sebagai pelaksana dimana manajemen periklanan ini dapat terlaksana. Ada strategi yang digunakan ada fungsi yang dijalankan
Jadi jelasnya Berkaitan dengan taktik, aktivitas sehari-hari yang harus dilaksanakan untuk menjalankan kampanye iklan. Dan pastinya manajemen periklanan akan dilihat dari kepentingan pengiklan dalam mengelola kegiatan iklan yang efektif bagi perusahaannya.
4.2 Saran
Tentunya dalam makalah ini kami hanya membuat atau memberikan resensi yang jauh dari kesempurnaan. Jadi makalah ini masi memiliki kekurangan maka dari itu adanya saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan. Agar kami dapat menyempurnakan ,makalah ini dengan baik dengan resensi yang jauh lebih lengkap. Mohon dukungan selalu dengan angda memberikan kritikan dan saran untuk kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://basic-advertising.blogspot.com/2009/07/teori-periklanan.html
http://basic-advertising.blogspot.com/2009/07/tinjauan-umum-iklan-dan-manajemen.html

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA (modul manajemen periklanan (3 sks) oleh berliani ardha, SE. M.Si