search blog

Minggu, 27 Maret 2011

konsep perencanaan manajemen komunikasi

RANCANGAN KEGIATAN

Rancangan kegiatan ini disusun dengan harapan agar kegiatan yang akan dilangsungkan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh organisasi pelaksana kegiatan.

Penyusunan rancangan kegiatan ini, dilakukan dengan menetapkan beberapa hal menyangkut kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tersebut antara lain:

A. Nama program
Program perencanaan ini bernama “ program pembangunan bidang pariwisata di kota kendari.”

B. Pelaksana kegiatan
Pelaksana program ini adalah dinas pariwisata kota kendari bekerjasama dengan dinas pekerjaan umum kota kendari.

C. Dasar perencanaan program
Sangat dipercaya bahwa ada banyak manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata, dan ada juga ketidak-raguan bahwa Indonesia mempunyai potensi tinggi dalam hal sumber daya pariwisata. Setidaknya memiliki ribuan pulau dan jutaan hektar hutan tropis yang sangat tinggi keaneka-ragaman hayatinya sebagai potensi wisata alam daerah tropis. Ratusan kelompok etnis dan budaya mereka juga dapat dianggap sebagai potensi pariwisata yang luar biasa.
Namun, ada beberapa pertanyaan dasar yang tentunya perlu dijawab.
Pertama: “Bagaimana seharusnya sumber daya itu digunakan didasarkan azas berkelanjutan?” Meskipun pertanyaan di atas tampaknya sangat sederhana, jawabannya tidak demikian. Tanpa pengetahuan yang mendalam tentang sumber daya pariwisata, akan sulit untuk menentukan potensi budaya dan sumber daya alam untuk pariwisata, potensi pasar, dan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk merencanakan dan untuk menjalankan pembangunan.
Pertanyaan mendasar yang kedua, yang memerlukan beberapa solusi, adalah: “Bagaimana konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan bisa diterapkan ke dalam proses pembangunan lain yang sedang berlangsung”.
Ini bukan tugas yang mudah untuk memperkenalkan konsep lisan sekte baru ke dalam proses pembangunan yang berlangsung, yang meliputi banyak aspek lain. Secara umum, strategi pengenalan akan selalu membutuhkan evaluasi proses pembangunan yang ada.
Ketiga: “Bagaimana mengubah persepsi, sikap dan motivasi stakeholder (pemangku kepentingan) untuk berbuat sesuai dengan arah dan kriteria baru untuk pengembangan pariwisata “. Ini jelas juga memerlukan pengetahuan khusus, tetapi diperlukan untuk mencapai hargapenjualan yang tinggi untuk produk-produk pariwisata.
Persoalan mendasar ini akan menjadi lebih gawat untuk pemerintah daerah mana pun.
Dengan berbagai keterbatasan penting seperti modal dan sumber daya manusia, pemerintah setempat tidak dapat memecahkan berbagai masalah krusial hanya melalui euforia otonomi. Salah satu hambatan penting adalah eksploitasi yang wajar sumber daya alam (termasuk sumber daya pariwisata), yang dipromosikan hanya untuk membiayai pembangunan program jangka pendek. Dengan pikiran pertimbangan ini, maka dianggap perlu untuk melakukan studi perencanaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia terutama di tingkat lokal daerah otonom.
Faktor lain yang mudah menjadi kendala utama bagi Indonesia adalah terbatasnya pendanaan. Untuk mengembalikan tujuan pariwisata massal semula, pemerintah perlu bekerja keras untuk mengumpulkan dana dari berbagai tingkatan pengusaha pariwisata yang tengah mencoba bertahan hidup dengan merosotnya jumlah turis di pasca tujuan pariwisata massal mereka. Di sisi lain, pembangunan destinasi yang baru di beberapa daerah juga membutuhkan dana besar untuk mampu memenuhi berbagai persyaratan dan kriteria yang ada seperti untuk melakukan penilaian dampak lingkungan (AMDAL) atau pengolahan air, dll.
Jika semua biaya dihitung dalam investasi, maka harga produk akan cenderung terlalu mahal dan hanya akan terjangkau oleh konsumen eksklusif tertentu. Sementara itu, eksklusifisme, bertentangan dengan kriteria paradigma baru pendekatan pembangunan partisipatif; yang juga menjadi kriteria penting terhadap keberlanjutan. Hambatan terbatasnya dana sangat krusial di Indonesia. Di satu sisi,
benar - benar berharap untuk memiliki manfaat ekonomi dari pariwisata, di sisi lain, Indonesia pada umumnya harus membiayai berbagai persyaratan dan kriteria keberlanjutan.
Investor internasional adalah salah satu peluang yang diimpikan Indonesia untuk meraihnya. Namun, investasi internasional akan selalu berakhir dengan kehilangan modal (capital-loss) atau pelarian modal (capital-flight), yang merupakan suatu ciri dalam situasi ekonomi dan politik tertentu. Memperhatikan semua rintangan di atas, ada satu pertanyaan untuk dijawab: “Apa yang harus dan bisa dilakukan Indonesia agar mampu membiayai pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk memperoleh manfaat yang optimal”.Salah satu kemungkinan jawaban untuk pertanyaan itu adalah dengan “mengembangkan perencanaan yang baik melalui pemerintahan yang baik “.



D. Perencanaan kegiatan

a. Objek pembangunan
Yang menjadi objek pembangunan yaitu :
1. Pantai batu gong,
Lokasi : kota kendari, Sulawesi tenggara
Jarak tempuh : 40 km dari pusat kota
2. Pantai harapan
Lokasi : kolaka, kompleks pt. antam pomala`a
Jarak tempuh : sekitar 15 km dari pusat kota

b. Perencanaan pembangunan
Perencanaan pembangunan dua objek wisata tersebut meliputi:
1. Penginapan
2. Rumah makan
3. Instalasi pembangkit listrik dan sarana air bersih
4. Pembangunan sistim telekomunikasi baik itu berupa telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos dan warung internet.
5. Pelayanan puskesmas maupun rumah sakit.
6. Pelayanan keamanan, baik itu pos satpam maupun pos polisi
7. Pelayanan wisatawan pusat informasi ataupun pemandu wisata
8. SPBU (Pom Bensin)
9. Dan lain – lain.

E. Pelaksanaan kegiatan.

1. Pelaksanaan pembangunan penginapan di objek wisata.
Suatu objek wisata mutlak adanya penginapan. Hal ini dimaksudkan agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal di objek wisata tersebut. Semakin lama wisatawan menetap maka semakin banyak devisa yang bisa didapatkan.

2. Pengadaan rumah makan
Rumah makan menjadi salah satu factor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan kepariwisataan kerana rumah makan menyajikan makanan – makanan yang khas dari daerah lokasi pariwisata tersebut. Dalam hal ini yaitu masyarakat daerah yang tinggal di sekitar objek wisata pantai batu gong dan pantai harapan harus memiliki makanan khas yang dapat menarik perhatian para wisatawan. Contohnya sinonggi.
3. Instalasi pembangkit listrik dan sarana air bersih
Pemasangan instalasi sangat dibutuhkan di tempat wisata dikarenakan dapat menjadi alat penerangan dan sebagai pendukung alat – alat elektronik supaya kebutuhan wisatawan akan daya listrik dapat dipenuhi sebagai tuntutan dari perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam hal komunikasi dan alat – alat komunikasi memerlukan tenaga listik.
Sarana air bersih dibangun untuk menjamin ketersediaan air bersih ( aim minum dan MCK )bagi para turis/wisatawan
4. Pembangunan sistem komunikasi
Hal ini bertujuan agar para wisatawan dapat menyalurkan informasi kepada kerabatnya atau kepada orang lain. Komunikasi yang sifatnya virtual menggunakan media dunia maya sangat efektif dari pada komunikasi antar persona.


5. Pelayanan puskesmas atau rumah sakit
Puskesmas atau rumah sakit menjadi hal yang mutlak untuk dibangun di lokasi pariwisata. Lokasi pariwisata terkadang dapat menjadi area yang tidak aman bagi para pengunjung kaena faktor alam yang tidak bisa diprediksi. Bencana alam yang kemungkinan terjadi di daerah pantai biasanya berupa gelombang pasang atau yang lebih parahnya lagi bias saja terjadi tsunami. Jika ketika itu tidak ada sarana rumah sakit, maka para wisatawan akan “terlantar” atau yang lebih buruk lagi dapat menyebabkan kematian. Hal itulah mengapa perlu dibangun rumah sakit di daerah pariwisata.

6. Pelayanan keamanan
Keamanan juga dapat menjadi factor utama untuk menjaga kelestarian pariwisata. Karena kejahatan terjadi bukan karena akan adanya niat, tetapi karena adanya kesempatan. Dalam hal ini menjaga kemungkinan yang bias berdampak negative dia lokasi pariwisata.
7. Pelayanan jasa pemandu wisata.
Dengan adanya pemandu wisata, maka para wisatawan dapat mengetahui secara detail situasi dan kondisi serta apa saja yang ada/ fasilitas di lokasi pariwisata.
8. Jasa pom bensin/SPBU
Hal ini yang menjadi pendukung dalam transportasi ke lokasi pariwisata. Dengan menyediakan jasa tersebut maka para wisatawan tidak akan kuatir tentang transportasi yang digunakannya.


F. Evaluasi program
Dari perencanaan yang telah disusun dan dilaksanakan, maka evaluasi yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Sarana penginapan harus di lengkapi dengan alat – alat penunjang kenyamanan para wisatawan seperti ruang tunggu, cafeteria dan lain ssebagainya
b. Sarana penginapan juga harus dilengkapi dengan cleaning service supaya para wisatawan tidak merasa terganggu/tidak nyaman dengan sampah yang ada di penginapan.
c. Sarana penginapan harus memiliki lebih dari satu MCK
d. Pada tempat cafeteria atau rumah makan, harus menyiapkan makanan – makanan yang segar dan sehat serta menarik (istimewa) sehingga para wisatawan tidak lagi keluar untuk mencari makanan.
e. Sarana komunikasi seperti area hotspot, televise dan lainnya harus ditunjang dengan daya listrik yang cukup besar.
f. Satpam/pihak berwajib (polisi) sebagai petugas keamanan lokasi pariwisata harus selalu memantau lokasi pariwisata agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
g. Seandainya terjadi complain atsa ketidak nyamannya pengunjung/kurangnya fasilitas maka pihak perusahaan harus segera mengatasin hal tersebut.


G. Kesimpulan

Tempat pariwisata memang harus ada di setiap daerah yang bepotensi untuk dijadikan tempat berwisata seperti kota kendari yang memiliki pantai batu gong dan kota kolaka yang mempunyai pantai harapan.

Dengan adanya perencanaan pembangunan di daerah pariwisata, maka pemerintah harus mendukung program tersebut agar pariwisata tersebut akan lebih bagus dan dapat menjadi pendapatan daerah yang juga akan menambah devisa Negara, khususnya di Kota Kendari.

Dengan berbagai keterbatasan penting seperti modal dan sumber daya manusia, pemerintah setempat tidak dapat memecahkan berbagai masalah krusial hanya melalui euforia otonomi. Salah satu hambatan penting adalah eksploitasi yang wajar sumber daya alam (termasuk sumber daya pariwisata), yang dipromosikan hanya untuk membiayai pembangunan program jangka pendek. Dengan pikiran pertimbangan ini, maka dianggap perlu untuk melakukan studi perencanaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia terutama di tingkat lokal daerah otonom di Sulawesi tenggara khususnya kota kendari dan kolaka.

Keberhasilan atau kegagalan pengembangan juga akan ditentukan oleh perencanaan yang hati-hati dan tepat yang mengikuti orientasi yang jelas dengan langkah-langkah pembangunan yang terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar